BUMNPOST.COM – Terlihat dari laporan keuangan terbaru yang dirilis ke publik, kondisi perusahaan farmasi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus memburuk. Salah satu contoh adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang mencatat kerugian signifikan sepanjang kuartal pertama 2024.
Seiring dengan penurunan kinerja keuangan, harga saham KAEF juga ikut terpuruk. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham KAEF berada di Rp 575 per saham, turun 2,54% dari penutupan hari sebelumnya. Sejak awal tahun ini, saham KAEF sudah merosot 60,21%.
Baca Juga: Rupiah Mulai Bangkit Menguat, Tim Prabowo Hati-Hati Ungkap Pernyataan
Menurut laporan keuangan yang dirilis pada Kamis (27/6/2024), KAEF mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 102,73 miliar, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2023, di mana perusahaan masih meraih laba bersih Rp 24,63 miliar.
Kerugian di kuartal pertama ini melanjutkan tren negatif tahun 2023. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa (25/6), manajemen KAEF melaporkan kerugian bersih sebesar Rp 1,48 triliun untuk tahun 2023, meningkat tajam dibandingkan kerugian Rp 190,4 miliar pada tahun 2022.
Lina Sari, Direktur Keuangan KAEF, mengungkapkan bahwa sejumlah faktor menjadi pemicu kerugian tersebut. “Penyebab utamanya adalah masalah operasional terkait inefisiensi pabrik. Kapasitas kami besar tapi utilitasnya rendah,” ujarnya. (BP/DVD)