BUMNPOST.COM – Membantu Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia, para pemimpin negara-negara kelompok Tujuh (G-7) telah setuju untuk memberikan pinjaman sebesar US$ 50 miliar. Bunga yang diperoleh dari keuntungan aset bank sentral Rusia yang dibekukan akan digunakan sebagai jaminan.
Sebagian besar uang berbentuk pinjaman diperoleh dari sekitar US$ 260 miliar aset Rusia yang tidak bergerak. Diketahui sebagian besar dana tersebut disimpan di negara-negara Uni Eropa.
Perincian kesepakatan tersebut dibahas oleh para pemimpin G-7 pada pertemuan puncak mereka di Italia, Kamis (13/6/2024). Uang pinjaman tersebut bisa sampai ke Kyiv sebelum akhir tahun ini, menurut pejabat AS dan Perancis.
Presiden Joe Biden mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers hari Kamis bahwa langkah tersebut adalah bagian dari perjanjian bersejarah.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pemberian pinjaman melalui aset Rusia ini merupakan langkah maju yang penting dalam memberikan dukungan berkelanjutan bagi Ukraina dalam memenangi perang.
Seorang pejabat Perancis mengatakan pinjaman tersebut dapat ditambahkan dengan uang Eropa atau kontribusi dari negara lain.
Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya ketika meninjau perjanjian tersebut mengatakan bahwa pernyataan resmi para pemimpin G-7 yang akan dirilis pada hari Jumat (14/6/2024) ini, akan membuka kemungkinan untuk mencoba menyita aset-aset Rusia seluruhnya.
Baca Juga: Respons Keputusan The Fed Menahan Suku Bunga, Harga Emas Global Jatuh
AS dan sekutunya segera membekukan aset bank sentral Rusia ketika Moskwa menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Pada dasarnya, aset tersebut adalah uang yang disimpan di bank-bank di luar Rusia.
Aset tersebut tidak dapat bergerak dan tidak dapat diakses oleh Moskwa, tetapi tetap menjadi milik Rusia.
Meskipun pemerintah pada umumnya dapat membekukan properti atau dana tanpa kesulitan, mengubahnya menjadi aset yang dapat digunakan untuk kepentingan Ukraina memerlukan prosedur peradilan tambahan, termasuk dasar hukum dan keputusan di pengadilan.
Uni Eropa justru menyisihkan keuntungan yang dihasilkan dari aset-aset yang dibekukan tersebut, sehingga uang itu lebih mudah diakses.
AS tahun ini mengesahkan undang-undang yang disebut UU REPO, kependekan dari Undang-Undang Pembangunan Kembali Kemakmuran dan Peluang Ukraina, yang memungkinkan pemerintahan Biden menyita aset negara Rusia senilai US$ 5 miliar di AS dan menggunakannya untuk kepentingan pihak Kyiv.
Ukraina akan dapat membelanjakan uang tersebut untuk beberapa bidang, termasuk untuk kebutuhan militer, ekonomi dan kemanusiaan serta rekonstruksi, kata pejabat AS.
Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan tujuannya adalah untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan bagi Ukraina saat ini untuk energi ekonomi dan kebutuhan lainnya sehingga mampu memiliki ketahanan yang diperlukan untuk menahan agresi Rusia yang terus berlanjut.
Seorang pejabat Prancis, yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, dana pinjaman senilai US$ 50 miliar akan dicairkan sebelum akhir tahun 2024. (bp/dvd)