HFANEWS.COM – Konglomerat ternama asal China, Jack Ma, berencana untuk menjual 10 juta lembar sahamnya di Alibaba yang bernilai hampir US$ 871 juta atau setara dengan Rp 13,58 triliun (kurs Rp 15.600/dolar AS).
Penjualan saham tersebut pada awalnya ingin dilakukan pada Selasa (22/11) kemarin melalui JC Properties dan JSP Investment, dua entitas yang terkait dengan Ma dan yayasan filantropisnya.
Masalahnya, pengumuman rencana penjualan saham yang mau dilakukan Jack Ma ini terjadi pada hari yang sama ketika Alibaba melaporkan pendapatan kuartal ketiganya, di mana perusahaan mengumumkan pembatalan listing bisnis cloud computing milik mereka.
Baca Juga : Transformasi Lapangan Kerja: Bank dan Firma Hukum di Hong Kong Terpengaruh oleh Penurunan Kesepakatan Bisnis
Kondisi ini mengakibatkan munculnya rumor yang mengatakan pendiri Alibaba ini sudah kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan. Namun rumor ini dengan cepat dibantah oleh Chief People Officer (CPO) Jane Jiang Fang.
Jiang mengatakan transaksi tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang konglomerat itu untuk mengembangkan investasi teknologi pertanian dan pengembangan kesejahteraan karyawan di perusahaan.
Karenanya hal ini tidak ada sangkut-pautnya dengan tingkat kepercayaan Ma terhadap perusahaan.
“Namun harga saham perusahaan telah jatuh di bawah ekspektasi sang miliarder, dia belum menjual satu saham pun sahamnya,” ungkap Jiang di forum internal perusahaan.
Nilai saham Alibaba sempat anjlok hingga 9% di bursa saham New York dan hampir 10% di bursa saham Hong Kong. Kondisi ini membuat nilai pasar perusahaan anjlok hingga US$ 20 miliar atau Rp 312 triliun.
Dalam kurun waktu tahun 2023 ini, saham Alibaba tercatat telah mengalami penurunan lebih dari 10%. Karena hal inilah Jack Ma kemudian menunda rencana penjualan tersebut. (hfan/dvd)