HFANEWS.COM – Platform asal China, TikTok mengincar keuntungan lebih besar sepuluh kali lipat dari bisnis e-commerce dan menargetkan penjualan hingga US$ 17,5 miliar.
Target TikTok ini akan meningkatkan pertumbuhan nilai barang dagangan bruto (gross merchandise value/GMV) di AS.
Mengandalkan media sosialnya dan daya tarik video yang viral untuk memikat pembeli dan metode tersebut telah dibahas secara internal dalam beberapa minggu terakhir dan mungkin saja dapat berubah ke depannya tergantung bisnis berjalan.
BACA JUGA : Petani Tolak Rencana Pemerintah Impor Beras 3 Juta Ton Tahun Ini
Target ambisius ini tentunya menjadi ancaman e-commerce asal Paman Sam, yakni Amazon. Selain itu, target ini juga menimbulkan gejolak dengan perusahaan ritel murah asal China, Temu dan Shein.
GMV bruto e-commerce global tercatat mencapai sekitar US$ 20 miliar atau setara Rp 310 triliun dengan Asia Tenggara menyumbang sebagian besar penjualan melalui platformnya. Perusahaan tersebut kini berupaya memperluas penjualannya di seluruh AS dan Amerika Latin.
ByteDance tumbuh menjadi pemimpin internet dengan kekayaan lebih dari US$ 200 miliar berkat viralnya platform tersebut.
TikTok Shop adalah salah satu fitur dengan pertumbuhan tercepat bagi perusahaan yang berbasis di Beijing ini.
Berkat kesuksesannya itu, pendapatan ByteDance melonjak sekitar 30% pada tahun 2023, yakni mencapai lebih dari US$ 110 miliar.
Angka ini melampaui proyeksi pertumbuhan pesaing media sosial lainnya, Meta Platforms dan Tencent Holdings. (hf/dvd)