Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaInternasional

Perekonomian China Melambat, Perlu Banyak Stimulus

199
×

Perekonomian China Melambat, Perlu Banyak Stimulus

Share this article
Example 468x60

BUMNPOST.COM – Karena penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja membebani permintaan domestik, Perekonomian China melambat pada kuartal kedua. Data yang dirilis pada Senin (15/7/2024) ini menimbulkan ekspektasi bahwa China akan perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus.

“Permintaan domestik yang lemah dapat terus membebani inflasi dan mulai mengikis kekuatan produksi,” kata analis Citi dalam sebuah catatan sebelum rilis data. Citi menyebut, semua mata tertuju pada sidang pleno ketiga dan pertemuan Politbiro bulan Juli ini.

Example 300x600

Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi China mencapai 0,7% QoQ dari revisi turun 1,5% QoQ pada tiga bulan sebelumnya.

Sementara itu, data resmi menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 4,7% pada April-Juni 2024. Ini adalah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling kecil sejak kuartal pertama tahun 2023.

Baca Juga: Donald Trump Ditembak, PM Singapura dan Sejumlah Pemimpin Dunia Kaget

“Angka pertumbuhan ekonomi ini juga meleset dari perkiraan analis sebesar 5,1% dalam jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan ekonomi China juga turun dari ekspansi 5,3% pada kuartal pertama,” tulis Analis.

China berupaya untuk meningkatkan kepercayaan ekonomi pada sidang pleno ketiga yang sangat dinanti-nantikan. Sidang ini adalah pertemuan penting para pemimpin yang akan dimulai pada hari Senin, meskipun ada persyaratan yang bertentangan seperti meningkatkan pertumbuhan dan memotong utang yang mempersulit rencana tersebut.

Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0% pada tahun 2024, sebuah target yang diyakini banyak analis ambisius dan mungkin memerlukan lebih banyak stimulus. Untuk mengatasi lemahnya permintaan domestik dan krisis properti, Tiongkok telah meningkatkan investasi infrastruktur dan menyalurkan dana ke sektor manufaktur berteknologi tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak merata tahun ini, dengan output industri melebihi konsumsi domestik. Alhasil, ada potensi peningkatan risiko deflasi di tengah penurunan properti dan meningkatnya utang pemerintah daerah.

Meskipun ekspor Tiongkok yang kuat memberikan dukungan, meningkatnya ketegangan perdagangan kini menjadi ancaman.

Ekspor Tiongkok naik 8,6% pada bulan Juni dibandingkan tahun sebelumnya dan impor secara tak terduga menyusut 2,3%, berdasarkan data yang dirilis bulan ini. Data perdagangan ini menunjukkan bahwa produsen melakukan pemesanan lebih awal untuk mendahului tarif dari mitra dagang.

Sementara itu, harga-harga konsumen tumbuh untuk bulan kelima di bulan Juni meski tidak sesuai ekspektasi. Sementara deflasi pabrik terus berlanjut karena langkah-langkah pemerintah tidak mampu meningkatkan permintaan domestik secara berarti. (bp/dvd)

 

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *