HFANEWS.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimis harga tiket pesawat bisa turun, setelah penggabungan atau merger antara PT Citilink Indonesia dan Pelita Air Service (PAS).
Meski demikian, Erick menyebut proses tersebut tidak langsung terjadi begitu saja. Pasalnya, harga tiket pesawat saat ini masih dikendalikan oleh pihak swasta dengan persentase pasar 65%, sedangkan BUMN hanya 35% aja.
“Ya kembali, gak bisa cepat, kalau jumlah pesawatnya nambah kompetisinya terbuka ya tiketnya menurun. Hari inikan terjadi, kita hanya bisa kontrol 35%, 65% swasta,” ujar Erick saat ditemui di kawasan DPR RI, Kamis (31/8/2023).
Erick menilai, merger membuat jumlah pesawat milik BUMN bertambah banyak. Bila terjadi kenaikan jumlah armada penerbangan dan didukung oleh kompetisi terbuka dengan maskapai swasta, maka harga tiket bisa menjadi lebih murah.
Saat ini pesawat yang beroperasi di Indonesia baru mencapai 550 armada. Sementara, ideal yang dibutuhkan adalah 750 pesawat. Artinya, Indonesia masih membutuhkan tambahan 200 pesawat lagi.
Pasca merger, Erick menargerkan pesawat yang bisa dioperasikan maskapai penerbangan pelat merah, termasuk Garuda Indonesia, mencapai 170 pesawat yang ditargetkan terealisasikan pada 2026 mendatang.(HFAN/Arum)