BUMNPOST.COM – Upaya SpaceX untuk menempatkan 22.488 satelit tambahan ke orbit rendah bumi (LEO) mendapat penolakan resmi dari organisasi nirlaba Ukraina-Amerika. Mereka mengatakan prihatin dengan kedekatan CEO SpaceX Elon Musk dengan pemerintahan Rusia. Diduga sistem Starlink digunakan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Dalam petisi penolakan dan mosi penundaan yang diajukan ke Komisi Komunikasi Federal (FCC) pada pekan lalu, Komite Kongres Ukraina-Amerika (UCCA) juga mengutip dampak negatif terhadap lingkungan dari peluncuran SpaceX di Texas dan potensi konflik kepentingan Musk di masa pemerintahan baru Donald Trump.Sistem Starlink milik SpaceX telah terhubung ke Ukraina sejak terminalnya tiba di sana tak lama setelah pasukan Rusia menginvasi negara tetangga tersebut pada awal tahun 2022. Tahun berikutnya, Pentagon setuju untuk membeli terminal internet satelit Starlink untuk digunakan dalam pertahanan berkelanjutan Ukraina melawan Rusia.
Namun, pada September 2023, orang Amerika keturunan Ukraina menegur CEO SpaceX tersebut setelah diketahui bahwa ia telah menggagalkan serangan besar terhadap angkatan laut Rusia.
Baca Juga : Pemerintah Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis untuk 3 Juta Anak pada 2025
Musk mengatakan pada saat itu bahwa dia telah memberi tahu para engineer untuk tidak menyalakan jaringan satelit Starlink SpaceX di Krimea untuk mencegah rencana serangan Ukraina terhadap armada Laut Hitam pada tahun 2022.
“Ada kebutuhan untuk menentukan apakah Starlink telah digunakan untuk membantu musuh asing,” kata Presiden UCCA Michael Sawkiw, Jr., kepada CNBC Internasional, Senin (9/12/2024). UCCA bukan satu-satunya kelompok yang prihatin dengan hubungan Musk dengan Kremlin. The Wall Street Journal melaporkan pada Oktober lalu bahwa Musk telah terlibat dalam serangkaian “percakapan rahasia” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pemilihan presiden tahun 2024. Anggota Kongres dan Administrator NASA Bill Nelson telah menyerukan penyelidikan terhadap kontak tersebut.
Sebulan sebelum berita Journal, Newsweek dan lainnya melaporkan bahwa Rusia telah memasang terminal Starlink di drone Shahed rancangan Iran, yang digunakan dalam serangan militer mereka di Ukraina.
Starlink tidak memberikan komentar mengenai berita tersebut. Namun pada Februari lalu, Musk mengatakan dalam sebuah postingan media sosial bahwa laporan berita yang menyatakan Starlink menjual terminal ke Rusia adalah “sangat salah,” dan bahwa “sejauh ini sepengetahuan kami, tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia.”
Sawkiw mengatakan kelompoknya mengadvokasi hal-hal yang menimbulkan kekhawatiran bagi sekitar 2 juta orang Amerika keturunan Ukraina yang tinggal di AS saat ini. Banyak di antaranya tiba setelah perang dimulai pada Februari 2022.
Satelit Starlink yang dimaksud dalam petisi akan memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan internet ke lebih banyak tujuan di seluruh dunia sebagai bagian dari Sistem Satelit NGSO Gen2.
Musk tidak menanggapi permintaan komentar, begitu pula Tim Hughes, wakil presiden senior untuk urusan bisnis dan pemerintahan global.
Jika kelompok Sawkiw berhasil dalam hal hukum, FCC mungkin harus menghentikan sementara persetujuan untuk SpaceX, memberikan waktu untuk tinjauan lingkungan, dan rencana untuk menyelesaikan konflik kepentingan apa pun yang timbul dari peran baru Musk dengan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang akan datang.
DOGE diharapkan berfungsi sebagai komite penasihat federal yang akan memiliki pengaruh terhadap peraturan, pengeluaran pemerintah, dan personel. Kelompok tersebut berpotensi merekomendasikan perubahan besar di FCC dan memengaruhi pengawasan SpaceX dan perusahaan lain yang dipimpin Musk. “Konflik Musk mencakup keseluruhan mulai dari finansial hingga objektivitas,” tulis UCCA dalam petisinya. “Perusahaannya akan memperoleh keuntungan finansial baik dari penerimaan kontrak pemerintah maupun dari tindakan yang diambil oleh pemerintah federal, termasuk FCC. Menempatkan Musk sebagai pemimpin DOGE sama dengan membiarkan rubah menjaga kandang ayam,” ia memungkasi.
“Ada kebutuhan untuk menentukan apakah Starlink telah digunakan untuk membantu musuh asing,” kata Presiden UCCA Michael Sawkiw, Jr., kepada CNBC Internasional, Senin (9/12/2024).
UCCA bukan satu-satunya kelompok yang prihatin dengan hubungan Musk dengan Kremlin.
The Wall Street Journal melaporkan pada Oktober lalu bahwa Musk telah terlibat dalam serangkaian “percakapan rahasia” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pemilihan presiden tahun 2024. Anggota Kongres dan Administrator NASA Bill Nelson telah menyerukan penyelidikan terhadap kontak tersebut. Sebulan sebelum berita Journal, Newsweek dan lainnya melaporkan bahwa Rusia telah memasang terminal Starlink di drone Shahed rancangan Iran, yang digunakan dalam serangan militer mereka di Ukraina.
Starlink tidak memberikan komentar mengenai berita tersebut. Namun pada Februari lalu, Musk mengatakan dalam sebuah postingan media sosial bahwa laporan berita yang menyatakan Starlink menjual terminal ke Rusia adalah “sangat salah,” dan bahwa “sejauh ini sepengetahuan kami, tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia.”
Sawkiw mengatakan kelompoknya mengadvokasi hal-hal yang menimbulkan kekhawatiran bagi sekitar 2 juta orang Amerika keturunan Ukraina yang tinggal di AS saat ini. Banyak di antaranya tiba setelah perang dimulai pada Februari 2022. Satelit Starlink yang dimaksud dalam petisi akan memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan internet ke lebih banyak tujuan di seluruh dunia sebagai bagian dari Sistem Satelit NGSO Gen2. Musk tidak menanggapi permintaan komentar, begitu pula Tim Hughes, wakil presiden senior untuk urusan bisnis dan pemerintahan global.
Jika kelompok Sawkiw berhasil dalam hal hukum, FCC mungkin harus menghentikan sementara persetujuan untuk SpaceX, memberikan waktu untuk tinjauan lingkungan, dan rencana untuk menyelesaikan konflik kepentingan apa pun yang timbul dari peran baru Musk dengan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang akan datang. (bp/dvd)