BUMNPOST.COM – Harga minyak mentah Brent menunjukkan kecenderungan menguat pada sesi perdagangan sebelumnya, dipicu oleh kekhawatiran terkait pasokan yang masih terpengaruh oleh ketegangan di Timur Tengah.
Pada hari Senin, tanggal 19 Februari 2024, harga minyak Brent mencapai US83,56 per barel, mengalami kenaikan sebesar 0,11 jika dibandingkan dengan posisi perdagangan sehari sebelumnya. Sementara itu, tidak terjadi perdagangan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) karena adanya libur Hari Presiden di Amerika Serikat.
Pekan sebelumnya, baik harga minyak Brent maupun WTI berjangka mengalami kenaikan masing-masing sekitar 1,5% dan 3%. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya risiko konflik di Timur Tengah. Konflik tersebut terus berlanjut, termanifestasi dalam serangan Israel yang mengakibatkan rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi.
BACA JUGA : Potensi Pasokan Nikel Indonesia: Ancaman Terhadap Stabilitas Harga Global
Dalam konteks ketidakpastian pasokan minyak mentah akibat situasi geopolitik yang berkecamuk, pelaku pasar cenderung mengamati pergerakan harga minyak dengan lebih seksama. Peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, seperti serangan terhadap fasilitas kritis, dapat berdampak signifikan pada pasar minyak global.
Tetap diawasi, dinamika harga minyak dalam beberapa hari ke depan bisa dipengaruhi oleh perkembangan lebih lanjut di wilayah Timur Tengah dan respons pasar terhadap faktor-faktor eksternal lainnya.
Pada Sabtu (17/2/2024), pejuang Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tanker minyak tujuan India. AS telah mengusulkan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menentang serangan Israel di Rafah dan mendukung gencatan senjata sementara di Gaza, menurut rancangan teks yang dilihat oleh Reuters.
Pembatas kenaikan harga minyak adalah melambatnya perkiraan permintaan dari Badan Energi Internasional (IEA) dan kenaikan harga produsen AS yang lebih besar dari perkiraan pada Januari, sehingga memperkuat kekhawatiran inflasi dan mengangkat dolar.
Indeks dolar telah menguat selaa lima minggu berturut-turut dan sedikit lebih tinggi pada hari Senin. Penguatan greenback membuat minyak dalam mata uang dolar kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan. (bp/dvd)