HFANEWS.COM – Harga minyak mengalami penurunan pada hari Senin (13/11/2023) setelah sebelumnya mengalami kenaikan pada hari Jumat (10/11/2023).
Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran terkait berkurangnya permintaan minyak di Amerika Serikat (AS) dan China, yang mengurangi sentimen pasar. Minyak mentah Brent untuk bulan Januari mengalami penurunan sebesar 0,4%, atau 35 sen, menjadi US$ 81,08 per barel.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Desember turun 0,5%, atau 35 sen, menjadi US$ 76,82 per barel.
Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, menyatakan bahwa investor lebih fokus pada perlambatan permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas tampaknya telah mereda.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Level Rp15.705 Saat The Fed Mengisyaratkan Kenaikan Suku Bunga Lebih Ĺanjut
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat tahun ini diperkirakan akan naik sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, sementara permintaan akan turun.
Data ekonomi Tiongkok yang lemah juga meningkatkan kekhawatiran akan penurunan permintaan, dengan pabrik penyulingan di Tiongkok memesan lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi untuk bulan Desember.
Meskipun demikian, Kikukawa menyatakan bahwa harga minyak bisa mendapatkan dukungan jika harga WTI mendekati US$ 75 per barel.
Meskipun harga kedua minyak acuan tersebut naik hampir 2% pada Jumat setelah Irak menyatakan dukungan terhadap pengurangan pasokan minyak oleh OPEC+, namun terjadi penurunan sekitar 4% dalam satu minggu, mencatat penurunan mingguan ketiga sejak bulan Mei.
Hiroyuki menambahkan bahwa dalam kondisi pasar yang semakin lesu, kemungkinan besar akan ada dukungan pembelian karena harapan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memutuskan untuk melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela setelah bulan Desember. (HFAN/Arum)