HFANEWS.COM – Harga minyak kembali naik Senin (20/11) ini, melanjutkan tren penguatan pada akhir pekan lalu.
Penguatan ini dipicu sikap negara produsen minyak yang mempertimbangkan untuk menambah pemangkasan produksi untuk menjaga harga. Harga minyak turun hampir 20 persen sejak akhir September.
Minyak dibanderol lebih mahal di tengah ekspektasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka termasuk Rusia (OPEC+) yang akan menambah pemangkasan pasokan.
Baca juga : Wall Street dibuka Melemah setelah kenaikan penjualan ritel AS
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 0,1 persen menjadi US$80,72 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di level US$75,97 per barel usai naik 8 sen.
OPEC+ akan mempertimbangkan apakah akan melakukan pengurangan pasokan minyak tambahan ketika bertemu pada 26 November mendatang.
“Model statistik kami mengenai keputusan OPEC menunjukkan bahwa pemotongan yang lebih besar tidak boleh dikesampingkan mengingat penurunan posisi spekulatif, serta persediaan yang lebih tinggi dari perkiraan,” kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
Analis IG Tony Sycamore mengatakan harga WTI mungkin naik menuju US$80 per barel karena kemungkinan bahwa OPEC+ akan mengumumkan pengurangan yang lebih besar pada pertemuan mendatang, meskipun penurunan di bawah US$72 per barel akan mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk mengisi kembali cadangan strategisnya.
“Semuanya menunjukkan kemungkinan terjadinya rebound harga pada paruh pertama minggu ini,” kata Sycamore.
Investor juga mengamati gangguan dalam perdagangan minyak mentah Rusia, setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap tiga kapal yang mengirim minyak mentah Sokol (Kazakhstan) ke India.
Jumat kemarin Moskow mencabut larangan ekspor bensin yang dapat menambah pasokan bahan bakar kendaraan global. Hal ini terjadi setelah Rusia menghapus sebagian besar pembatasan ekspor solar pada bulan lalu. (hfan/dvd)
