HFANEWS.COM – Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti dampak pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) 2024. Termasuk jika Pilpres terjadi dua putaran.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking mengatakan, jika Pilpres terjadi dua putaran, akan mempengaruhi laju perekonomian karena konsumsi pemerintah merupakan salah satu kontributor produk domestik bruto (PDB) dengan porsi di bawah 10%.
Erwindo mengatakan, pengeluaran pemerintah biasanya akan tertahan menjelang Pilpres, tepatnya pada awal tahun hingga kuartal I-2024.
“Biasanya (pengeluaran pemerintah) agak soft, karena nanti akan ada dua presiden, dan menteri berbeda, mereka akan cenderung menahan,” kata Erwindo, Sabtu (11/11/2023).
Baca Juga: Rupiah Melemah Terhadap Dolar Amerika Serikat (AS)
Tak hanya konsumsi pemerintah, kinerja investasi pun bakal tertahan. Sementara investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) berkontribusi hampir 30% terhadap PDB.
Sementara jika Pilpres terjadi dua putaran, tertahannya konsumsi pemerintah maupun investasi, diperkirakan lebih lama.
“Mungkin pola konsumsi pemerintah, pola ivestasi akan melambat di kuartal satu dan kuartal kedua. Semakin lama prosesnya, akan semakin terdampak,” tambah Erwindo.
Meski demikian, ia optimistis konsumsi pemerintah maupun investasi akan kembali normal setelah Pipres usai. Bahkan, pemerintah maupun pebisnis akan lebih besar berekspansi setelah pemilu usai.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi saat Pilpres 2019 hanya mencapai 5,02% year on year (yoy), melambat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh mencapai 5,17% yoy.
Pun dengan pertumbuhan ekonomi saat Pilpres 2014 yang tercatat hanya 5,01% yoy, dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh mencapai 5,78% yoy.(HFAN/Arum)