HFANEWS.COM – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat masalah tidak tercapainya target lifting minyak pada 2023.
Komaidi menilai cukup sulit bagi pemerintah untuk menggenjot kenaikan produksi minyak kalau hanya tetap mengandalkan dari lapangan tua.
Kecuali dalam waktu dekat ini ditemukan lapangan minyak baru yang dapat menggantikan produksi yang menurun.
BACA JUGA : Harga Emas Antam Stagnan Tiga Hari Beruntun
Menurut Komaidi penurunan produksi migas secara alamiah dari waktu ke waktu pasti akan selalu ada.
Karena itu diperlukan temuan cadangan baru untuk mengkompensasi cadangan yang sudah diproduksikan.
“Kalau gak ada eksplorasi nemuin cadangan jangan berharap produksi atau lifting minyak kita dari waktu ke waktu untuk naik. Bisa sama saja itu sudah sangat bagus,” ujarnya.
Sementara, Sri Mulyani mengatakan harga minyak mentah dunia tercatat US$ 78,43 per barel pada 2023.
Realisasi tersebut lebih rendah dari asumsi pemerintah yang ditetapkan sebesar US$ 90 per barel sepanjang 2023.
“Ini meski OPEC sudah memutus untuk mengurangi produksi, tapi karena lingkungan global melemah dan banyak muncul alternatif renewable tekanan jadi tidak mudah,” jelas Sri Mulyani. (hf/dvd)