HFANEWS.COM – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan masih mempertimbangkan penambahan jenis instrumen keuangan untuk penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang akan mendapatkan insentif fiskal.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku, pihaknya bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisaris OJK Mahendra Siregar tengah mempertimbangkan hal tersebut setelah bertemu dengan pengusaha pada Senin, (31/7/2023).
“Penempatan DHE SDA ada 7 instrumen, apakah instrumen yang lain bisa mendapatkan insentif, sehingga ini akan makin menarik? Kalau deposito jelas instrumennya, kalau yang lain kan dalam rangka kebutuhan perusahaan seperti modal bekerja dan lainnya. Kami akan lihat apakah perlu ada insentif tambahan,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (1/8/2023).
Adapun ketujuh instrumen yang dapat menjadi penempatan DHE SDA di antaranya rekening khusus DHE SDA dalam valuta asing, deposito valas bank, term deposit valas DHE SDA, Promissory Notes Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Kemudian, penempatan deposito valas yang dapat dimanfaatkan menjadi agunan kredit rupiah. Foreign Exchange Swap dengan underline oleh deposito valas, dan Swap Lindung Nilai yang disediakan BI.
Sebelumnya, Sri Mulyani menjelaskan, insentif yang diberikan kepada eksportir yakni mulai dari insentif perpajakan, pemberian status eksportir bereputasi baik dan insentif lain yang dapat dikeluarkan kementerian/lembaga lain.
“Untuk insentif perpajakan, penempatan DHE dalam negeri adalah untuk memperkuat cadangan devisa dan memperkuat perekonomian dan tidak dirugikan,” jelasnya. Adapun terdapat tiga jenis tenor yang akan diberikan pemerintah dalam penempatan DHE, yaitu tenor 1, 3 dan 6 bulan. (HFAN/Arum)