Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaEkonomi

OJK Temukan Ibu-Ibu Lebih banyak Menjadi Korban Pinjol Ilegal

194
×

OJK Temukan Ibu-Ibu Lebih banyak Menjadi Korban Pinjol Ilegal

Share this article
Example 468x60

BUMNPOST.COM – Melalui survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan bahwa untuk pertama kalinya tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan melebihi laki-laki. Namun pada kenyataannya, masih terdapat banyak ibu-ibu yang menjadi korban pinjaman online (pinjol) ilegal.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan berdasarkan data survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2023, indeks literasi keuangan perempuan berada di level 66,75% pada 2023.

Example 300x600

“Untuk pertama kali literasi perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Ini artinya, ketika potensi keuangan perempuan digarap secara serius, perempuan bisa meningkatkan literasi dan inklusinya bahkan jauh melebihi laki-laki,” kata perempuan yang biasa disapa Kiki di acara Talkshow Edukasi Keuangan Bundaku pada Selasa (25/6/2024).

Angkanya melebihi indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 64,14%. Lalu, indeks inklusi keuangan perempuan berada di level 76,08% pada 2023, melebihi indeks inklusi keuangan laki-laki sebesar 73,97%.

Baca Juga: PDIP Godok Sejumlah Kader Dicalonkan di Pilkada Jakarta

Meski begitu, menurutnya masih banyak kaum perempuan, terutama ibu-ibu yang kurang memahami produk jasa keuangan dan kemudian jadi korban skema aktifitas pinjol ilegal.

OJK mendefinisikan literasi keuangan adalah sebagai pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat.

Sedangkan inklusi keuangan menurut World Bank adalah terbukanya akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi yang digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Sebelumnya, Kiki juga menyebut ada tiga kalangan masyarakat yang paling banyak terjerat utang pinjol ilegal, yaitu guru, ibu rumah tangga dan pelajar.

Padahal, menurutnya perempuan, terutama ibu-ibu menjadi sumber dari peningkatan literasi serta inklusi keuangan di masyarakat.

“Ketika perempuan terliterasi, teredukasi maka akan edukasi ke anak-anaknya dan melek produk jasa keuangan. Ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Kiki.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan perempuan memang sudah tinggi, namun yang menjadi tugas bagi otoritas adalah memberikan akses keseluruhan layanan jasa keuangan. “Kuncinya akses diberikan, akses keseluruhan,” katanya. (bp/dvd)

 

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *