Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaEkonomi

OJK Ingatkan Bank Digital: Jangan Kejar Nasabah dengan Bunga Tinggi, Jaga Persaingan Tetap Sehat

35
×

OJK Ingatkan Bank Digital: Jangan Kejar Nasabah dengan Bunga Tinggi, Jaga Persaingan Tetap Sehat

Share this article
Example 468x60

KABARSOLUSI.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengingatkan bank-bank digital untuk tidak sembarangan menaikkan suku bunga simpanan hanya demi menarik dana dari nasabah. Menurut OJK, persaingan bunga yang terlalu agresif justru bisa memicu ketidakseimbangan di industri perbankan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan pihaknya sudah meminta bank digital untuk secara bertahap menyesuaikan suku bunga simpanan, terutama pada produk deposito. Arahan ini harus masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) masing-masing.

Example 300x600

“Penyesuaian bunga harus sejalan dengan kondisi pasar, memperhatikan rasio keuangan yang sehat seperti BOPO dan cost of fund, dan yang paling penting, tidak menciptakan persaingan bunga yang tidak sehat,” ujar Dian dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Komisioner (RDK), Senin (2/6).

BACA JUGA : Ketum Peradi Utama:”Pastikan RUU KUHAP Telah Penuhi Prinsip-Prinsip Dasar Keadilan, Sebelum Disahkan..! “

Langkah ini dilakukan setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya menjadi 5,5%, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga menurunkan tingkat bunga penjaminan (TBP) untuk simpanan di bank umum menjadi 4,0%.

Dian menjelaskan bahwa meski kebijakan suku bunga sudah diturunkan, respons masing-masing bank akan berbeda tergantung kondisi keuangan, strategi bisnis, hingga struktur pendanaan mereka.

“OJK terus mendorong agar penyesuaian bunga dilakukan secara transparan, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, khususnya risiko yang melekat pada operasional perbankan,” jelasnya.

Namun, di lapangan, tren bunga tinggi masih terus berlangsung. Beberapa bank digital justru menaikkan suku bunga deposito untuk menarik minat nasabah. Misalnya, Allo Bank menaikkan bunga maksimal dari 6,5% menjadi 7,5% per tahun untuk nasabah ritel. LINE BANK juga mengikuti langkah serupa, dan Bank Amar bahkan memberikan bunga hingga 9% per tahun.

Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyebut strategi ini perlu dilakukan demi bisa bersaing dalam menarik dana pihak ketiga (DPK). Menurutnya, pasar saat ini sangat kompetitif dan suku bunga tinggi dianggap masih relevan.

“Kami masih punya ruang untuk menghadapi kenaikan cost of fund,” katanya.

Sementara itu, Bank Neo Commerce (BNC) tetap menawarkan bunga 8% untuk produk Deposito WOW. Corporate Strategy Head BNC, Novian Fitriawan, mengatakan penawaran ini ditujukan untuk nasabah setia yang bersedia menempatkan dana selama satu tahun.

“Kami juga tidak hanya mengandalkan bunga tinggi, tapi terus menyempurnakan aplikasi Neobank agar lebih relevan dan lengkap bagi nasabah,” ujar Novian.

Bank digital milik BRI, Bank Raya, juga masih memberikan bunga hingga 6% per tahun. Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, mengatakan bahwa pihaknya rutin mengevaluasi bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan strategi industri.

“Ke depan kami melihat ada potensi penyesuaian suku bunga simpanan, apalagi dengan adanya kebijakan likuiditas dari BI yang bisa membantu menurunkan bunga secara umum,” jelasnya.

OJK berharap, seiring berjalannya waktu, industri perbankan bisa menyesuaikan diri dengan arah kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Bagi masyarakat, penting untuk tetap jeli dan memilih produk keuangan yang sesuai kebutuhan, bukan hanya tergiur imbal hasil tinggi

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *