BUMNPOST.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku, nilai tukar rupiah pada September 2024 melemah sebesar 2,82% dari bulan sebelumnya
“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian,” ujar Perry dalam konferensi pers di kantor Bank Indonesia, Rabu (16/10/2024).
Pelemahan rupiah disebut tertekan peningkatan ketidakpastian global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Baca juga : Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Airlangga: Pemerintah Fokus Jaga Aliran Investasi
Kendati begitu, nilai tukar rupiah terdepresiasi hanya sebesar 1,17% jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023.
Angka ini lebih baik dibandingkan dengan pelemahan peso Filipina, dolar Taiwan, dan won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 4,25%, 4,58%, dan 5,62%.
Perry menambahkan, seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk modal asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah. (bp/dvd)